MAKALAH BIOKIMIA
“HORMON”
OLEH:
AINUN JARIAH
20500113036
JURUSAN PENDIDIKANBIOLOGI
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji
syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT. Berkat rahmat, petunjuk, dan
pertolongan-Nya penulis bisa menyelesaikan makalah ini. Adapun judul dari
makalah ini yaitu “Hormon”. Tugas ini ditulis sebagai tugas mata kuliah
biokimia.
Harapan
penulis semoga makalah ini dapat dijadikan bahan untuk belajar dan menambah
ilmu pengetahuan dalam memahami.Penulis menyadari makalah ini jauh dari
kesempurnaan,penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun
untuk kesempurnaan makalah selanjutnya.
Samata, 20 November 2015
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .......................................................................................
i
KATA PENGANTAR
......................................................................................ii
DAFTAR ISI ....................................................................................................iii
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang ..............................................................................1
B.
Rumusan Masalah .........................................................................2
C.
Tujuan Penulisan ...........................................................................2
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem
Hormon...............................................................................3
B.
Jenis-Jenis
Kelenjar Hormon pada Manusia..................................5
C.
Akibat Gangguan pada Sistem Hormon.........................................8.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
....................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................15
BAB
I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah hormon (dari bahasa yunani, όρμή: horman -
"yang menggerakkan") adalah pembawa pesan kimiawi antar sel atau
antar kelompok sel. Semua organisme multiselular, termasuk tumbuhan. Makhluk hidup
selalu mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah proses
kenaikan volume yang bersifat irreversible (tidak dapat balik) karena adanya
penambahan substansi termasuk di dalamnya ada perubahan bentuk yang menyertai
penambahan volume tersebut. Sedangkan perkembangan adalah proses menuju
kedewasaan pada makhluk hidup yang bersifat kualitatif yaitu makhluk hidup
dikatakan dewasa apabila alat perkembangbiakannya telah berfungsi. Seperti pada
tumbuhan apabila telah berbunga maka tumbuhan itu sudah dikatakan dewasa.
Tumbuhan juga mengalami pertumbuhan dan perkembangan seperti
memanjangnya batang, akar dan sebagainya.pemekaran bunga, pemasakan buah adalah
salah satu perkembangan yang dialami oleh tumbuhan.pemekaran bunga dan
pemasakan buah kalau kita teliti lebih lanjut sangatlah bervariasi sesuai
dengan lingkungan dan jenis pohon itu sendiri. Kalau kita amati, pada saat
musim-musim tertentu pertumbuhan bunga sangat pesat dan begitu juga dengan pematangan
buahnya. Sebenarnya apa yang mengatur semua pemekaran bunga, pemanjangan atau
pertumbuhan tunas-tunas baru pada tumbuhan tersebut.
Hormon
beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk mencari seltarget. Ketika
hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat protein reseptortertentu pada
permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa yang di maksud dengan
sistem hormon?
2. Apa saja
jenis-jeniskelenjar hormon pada manusia?
3. Apa akibat gangguan pada
sistem hormon?
C.
Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa yang
di maksud dengan system hormon.
2. Untuk mengetahui
jenis-jenis kelenjar hormone pada manusia.
3. Untuk mengetahui akibat
gangguan pada system hormon.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Sistem Hormon
Hormon berasal dari kata homaein yang berarti
menggiatkan atau memacu. Hormon di bentuk pada suatu kelenjar, akan tetapi
menunaikan fungsinya di tempat lain. Umumnya, hormon di hasilkan oleh kelenjar
endokrin dan masuk pada system peredaran darah.Hormone merupakan senyawa
protein atau senyawa steroid.
Di dalam tubuh, hormon berperan dalam mengatur metabolisme,
pertumbuhan dan perkembangan, reproduksi, keseimbangan interna reaksi terhadap
stress, serta tingkah laku. Dalam kegiatan tubuh, hormon hanya sedikit di
perlukan, akan tetapi mempunyai pengaruh yang sangat luas.
Hormone di keluarkan sebagai respons atas rangsangan saraf
secara langsung kepada kelenjar yang cocok. Contohnya, sekresi adrenalin dan
medula adrenal terjadi karena stimulas dari system saraf simpatetik atau karena
adanya substansi tertentu dalam darah, misalnya:
1. Hasil-hasil metabolism,
contohnya lepasnya insulin dari pancreas distimulasi oleh tingginya glukosa
dalam darah.
2. Hormon lain yang di
sekresikan oleh lobus anterior kelenjar pituitari.
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sel untuk
mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan mengikat
protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan sinyal.
Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan
memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,
termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta
apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem
kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya
terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan
menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan
pelepasan hormon lainnya.Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir
semua organisme multiselular.Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah
hormon yang diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata.Walaupun demikian,
hormon dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh
hewan.Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga
jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung
dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel
target.Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar
lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan
hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim
impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon
dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya masih aktif membelah
diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam tahap perkembangan pesat
(buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer hormon dari satu bagian ke
bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem dan floem) atau transfer
antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu yang menghasilkan
hormon.Hormon adalah zat kimia dalam bentuk senyawa organik yang dihasilkan
oleh kelenjar endokrin. Hormon mengatur aktivitas seperti : metabolisme,
reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Hormon mengatur aktivitas seperti
metabolisme, reproduksi, pertumbuhan dan perkembangan.Pengaruh hormon dapat
terjadi dalam beberapa detik, hari, minggu, bulan, dan bahkan beberapa
tahun.Kelenjar endokrin disebut juga kelenjar buntu karena hormon yang
dihasilkan tidak dialirkankan melalui suatu saluran tetapi langsung masuk
kedalam pembuluh darah.Hormon dari kelenjar endokrin mengikuti peredaran darah
ke seluruh tubuh hingga mencapai organ – organ tertentu.Meskipun semua hormone
mengadakan kontak dengan semua jaringan dalam tubuh, namun hanya sel atau
jaringan yang mengandung reseptor yang spesifik terhadap hormon tertentu yang
terpengaruh hormon tersebut.
B.
Jenis-jenis Kelenjar Hormon pada Manusia
1. Kelenjar Hipofisis
(pituitari)
Kelenjar hipofisis terdapat pada
lekukan tulang selatursika di bagian tegah tulang baji.Ukurannya kurang lebih
sebesar kacang ercis. Kelenjar ini terdiri atas tiga lobus, yaitu lobus
anterior (depan),intermediet (tengah), dan posterior
(belakang). Lobus intermidiet terdapat dalam kelenjar pituitari bayi, sedangkan
pada orang dewasa hanya merupakan sisa saja.
Meskipun berukuran kecil, hipofesis memegang peranan penting
dalam koordinasi kimia tubuh sehingga sering di sebut master of glands.
Berikut ini akan di bahas tentang
kelenjar hipofesis bagian anterior, posterior, da intermediet.
a. Kelenjar Hipofesis
Anterior
Kelenjar hipofesis anterior
merupakan penghasil hormon yang paling beranika ragam dan mempengaruhi
bermacam-macam organ.
Hormon di perlukan dalam jumlah tertentu. Jika produksi
suatu hormon kurang atau berlebihan akan membawa akibat yang tidak di
inginkan. Misalnya jika produksi hormon somatotrof terlalu berlebihan
(hipersekresi) akan menyebabkan pertumbuhan raksasa (gigantisme).
Apabila hipersekresi hormon somatotrof terjadi di usia dewasa, akan menyebabkan
pertumbuhan ujung-ujung tulang kea rah samping(akromegali). Sebaliknya,
jika produksi hormon somatotrof terlalu sedikit (hiposekresi) maka akan
menyababkan terhambatnya pertumbuhan atau kekerdilan (dwarfisme).
b. Kelenjar hipofesis
posterior dan intermediet
Hipofisis bagian tengah hanya
menghasilkan melanocyte stimulating hormone (MSH).MSH mempengaruhi warna
kulit individu.
2. Kelenjar Epifisis
Kelenjar epifisis terdapat di otak
bagian atas.Hingga saat ini belum dapat di ketahui dengan pasti hormon yang di
hasilkan dan pengaruhnya.
3. Kelenjar Tiroid (Kelenjar
Gondok)
Kelenjar tiroid adalah kelenjar yang
terdapat di leher bagian depan di sebelah bawah jakun dan terdiri dari dua
lobus. Hormon terpenting yang di sikresikan kelenjar tiroid adalah
tiroksin.Tiroksin terdiri dari asam amino yang mengandung yodium.
Hipertiroid (kelebihan produksi hormone tiroid) menyebabkan
gejala hipermetabolisme atau di sebut juga morbus basedowi dengan
tanda-tanda yaitu gugup, nadi dan napas cepat serta tidak teratur, mulut
ternganga, dan mata lebar (eksoftalmus).Hipotiroid (kekurangan hormon
tiroid) sebelum dewasa menyebabkan kretinisme (kerdil), penderita tidak
dapat mencapai pertumbuhan fisik dan mental yang normal.Hipotiroid pada orang
dewasa menyebabkan miksedema, dengan gejala laju metabolism rendah, berat badan
berlebihan, bentuk badan menjadi kasar, dan rambut rontok.
4. Kelenjar Anak Gondok
(Glandula Paratiroid)
Kelenjar ini mensekresikan hormon
yang di namakan parathormon (PTH).Kelenjar anak gondok terdiri dari
empat struktur kecil yang menempel di permukaan belakang kelenjar
tiroid.Peranan hormon ini adalah untuk metabolism kalsium (Ca2+) dan
fosfat (PO43+).
Hipoparathormon (kekurangan parathormon) menyebabkan gejala
kekejangan otot, sedangkan hiperparathormon menyebabkan kelainana pada tulang,
seperti rapuh, bentuk abnormal, dan mudah patah.Selain itu, kelebihan Ca2+
yang apabila diekskresikan dalam air seni bersama ion fosfat dapat menyebabkan
batu ginjal.
5. Kelenjar Timus
Kelenjar ini merupakan kelenjar
penimbunan hormon somatotrof atau hormon pertumbuhan dan setelah dewasa tidak
berfungsi lagi.
6. Kelenjar Anak Ginjal
(Glandula Adrenal)
Kelenjar adrenal adalah dua struktur
kecil yang terletak di atas tiap ginjal. Kelenjar ini kaya akan persediaan
darah. Baik secara anatomi atupun fungsional, kelenjar itu terdiri dari dua
bagian yang berbeda.Bagian luar di sebut korteks adrenal dan bagian dalam di
sebut medulla adrenal.Bagian medulla menghasilkan hormon adrenalin
(epinefrin).Adrenalin berpengaruh terhadap penyempitan pembuluh darah
sehingga mengakibatkan tekanan darah dan denyut jantung meningkat, mengubah
glikogen (gula otot) menjadi glukosa (gula darah). Bersama hormon insulin
(secret dari kelenjar pancreas), adrenalin mengatur kadar gula dalam darah
sampai 0,1 persen.
Bagian korteks (bagian luar)
mensekresikan hormon kortin (kortison dan deoksikortison). Kekurangan hormon
ini menyebabkan penyakit Addison, yang gejalanya antara lain tekanan darah
rendah dannafsu makan hilang. Penyakit ini dapat menyebabkan kematian pada
penderita.
7. Kelenjar Langerhans
(Pancreas)
Pulau-pulau Langerhans adalah
sekelompok sel yang tersebar di seluruh pankreas dan kaya akan pembuluh darah.
Kelenjar Langerhans menghasilkan hormon insulin dan glukagon. Insulin berfungsi
mengubah gula darah (glukosa) menjadi gula otot (glikogen) di hati sehingga
mengurangi kadar gula dalam darah. Glucagon berfungsi mengubah glikogen menjadi
glukosa. Kekurangan hormon insulin dapat menagakibatkan diabetes mellitus
(kencing manis) akibat kenaikan kadar gula dalam darah.
8. Kelenjar Kelamin
Testis meupakan kelenjar kelamin
laki-laki yang mengandung sel leydig.Sel-sel leydig menghasilkan hormone
testoteron yang berpengaruh terhadap pertumbuhan sekunder pada
laki-laki.Misalnya suara menjadi besar, dada bertambah bidang, tumbuhnya rambut
pada daerah-daerah terentu (kumis, janggut, cambang). Di samping itu,
testosterone juga mempengaruhi proses spermatogenesis.
Ovarium adalah kelenjar kelamin wanita yang mensekresi
hormon estrogen dan progesterone.Kedua hormon ini berpengaruh
terhadap pertumbuhan kelamin sekunder pada wanita.Misalnya membesarnya payudara
dan pinggul, serta di mulainya menstruasi.
9. Kelenjar Pencernaan
Kelenjar pada lambung menghasilkan
hormon gastrin, yang berfungsi merangsang sekresi getah lambung. Kelenjar
pada usus memproduksi hormon sekretin yang berfungsi merangsang sekresi getah
pancreas dan hormon kolesistokinin yang merangsang sekresi getah empedu.
C.
Akibat Gangguan Pada Sistem Hormon
Pada sistem hormone manusia dapat mengalami gangguan,
yang menyebabkan berbagai penyakit entah itu disebabkan karena kelebihan atau
kekurangan. Penyakit-penyakit yang dipengaruhi system hormone adalah:
a.
Penyakit Addison Terjadi karena sekresi yang berkurang
dariglukokortikoid. Hal ini dapat terjadi misalnya karena kelenjar adrenal
terkena infeksi atau oleh sebab autoimun. Gejala gejalanya berupa :
§ Berkurangnya
volume dan tekanan darah karena turunnya kadar Na+ dan volume air dari cairan
tubuh.
§ Hipoglikemia
dan turunnya daya tahan tubuh terhadap stress, sehingga penderita mudah menjadi
shock dan terjadi kematian hanya karena stress kecil saja misalnya flu atau
kelaparan.
§ Lesu
mental dan fisik.
b. Sindrom
Cushing Kumpulan gejala – gejala penyakit yang disebabkan oleh sekresi
berlebihan dari glukokortikoid seperti tumor adrenal dan hipofisis. Juga dapat
disebabkan oleh pemerian obat-obatan kortikosteroid yang berlebihan. Gejalanya
berupa :
§ Otot
– otot mengecil dan menjadi lemah karena katabolisme protein.
§ Osteoporosis.
§ Luka
yang sulit sembuh.
§ Gangguan
mental misalnya euphoria (terasa segan).
c.
Sindrom Adrenogenital Kelainan dimana terjadi kekurangan produksi
glukokortikoid yang biasanya akibat kekurangan enzim pembentuk glukokotikoid
pada kelenjar adrenal. Akibatnya kadar ACTH meningkat dan zona retikularis
dirangsang untuk mensekresi androgen yang menyebabkan timbulnya tanda – tanda
kelainan sekunder pria pada seorang wanita yang disebut virilisme yang
timbulnya janggut dan distribusi rambut seperti pria, otot – otot tubuh seperti
pria, perubahan suara, payudara mengecil, klitoris membesar seperti penis dan
kadang-kadang kebotakan. Pada pria di bawah umur timbul pubertas perkoks, yaitu
timbulnya tanda-tanda kelamin sekunder di bawah umur. Pada pria dewasa
gejala-gejala diatas tertutup oleh tanda-tanda kelamin sekunder normal yang
disebabkan oleh testosteron. Tetapi bila timbul sekresi berlebihan dari
estrogen dan progesterone timbul tanda-tanda kelamin sekunder wanita antara
lain yaitu ginaekomastia (payudara membesar seperti pada wanita).
d. Peokromositoma
Tumor adrenal medulla yang menyebabkan hipersekresi adrenalin dan noradrenalin
dengan akibat sebagai berikut
§ Basa
metabolisme meningkat.
§ Glukosa
darah meningkat.
§ Jantung
berdebar.
§ Tekanan
darah meninggi.
§ Berkurangnya
fungsi saluran pencernaan.
§ Keringat
pada telapak tangan Kesemuanya menyebabkan berat badan menurun dan tubuh lemah.
Pengobatanya melalu operasi. Pembengkakan dari kelenjar tiroid yang menimbulkan
pembenjolan pada leher bagian depan. Penyebab struma antara lain peradangan,
tumor ataupun defisiensi yodium. Pada defisiensi yodium, struma terjadi karena
kadar T4 dan T3 menurun, kadar TASH meningkat, hal ini menrangsang sel – sela
folikel untuk hipertropi dan hyperplasia.
e.
Diabetes Mellitus (DM) adalah penyakit yang disebabkan oleh kalainan hormon
yang mengakibatkan sel – sel dalam tubuh tidak dapat menyerap glukosa dari
darah. Penyakit ini timbul ketikda dala darah tidak terdapat cukup insulin
dalam darah. Pada kedua hal tersebut, sel – sel tubuh tidak mendapat cukup
glukosa daridarah sehingga kekurangan energi dan akhirnya terjadi pembakaran
cadangan lemak dan protein tubuh. Sementara itu, system pencernaan tetap dapat
meyerap glukosa dari makanan sehingga kadar glukosa dalam darah menjadi sangat
tinggi dan akhirnya diekskresi bersama urin. Penderita DM dapat meninggal
karena penyakit yang dideritanya atau karena komplikasi yang ditimbulkan oleh
penyakit ini, misalnya penyakit ginjal, gangguan jantung dan gangguan saraf.
§ DM
terdapat dua macam tipe yaitu DM Tipe I (insuline dependent) yaitu diabetes
yang timbul akibat dari kerusakan sel – sel beta pancreas karena infeksi virus
atau kerusakan gen. Gen adalah materi genetic yang membawa sifat – sifat yang
diturunkan. Diabetes tipe I biasanya timbul sebelum penderita berusia 15 tahun.
Penderita membutuhkan suplemen insulin yang diberikan dengan cara penyuntikan.
§ DM
tipe II timbul karena sel-sel tubuh tidak mampu bereaksi terhadap indulin
walaupun sel-sel beta pancreas memproduksi cukup insulin. Penyakit ini bersifat
mneurun dan merupakan akibat kerusakan gen yang mengkode reseptor insulin pada
sel. Biasanya DM tipe II berasosiasi dengan kegemukan dan baru timbul setelah
penderita berusia 40 tauhn. Penyakit ini dapat dikontrol dengan pengaturan
konsumsi gula dan mengurangi berat badan. Selain itu dianjurkan untuk
mengurangi konsumsi lemak dan garam. Bagaimana cara mendeteksi diabetes, gejala
awal diabetes ialah penderita merasa lemas, tidak bertenaga, ingin makan yang
manis, sering buang air kecil, dan mudah sekali merasa haus. Kombinasi dari
gejala-gejala di atas serta memiliki kerabat yang juga menderita diabetes
mengharuskan seseorang melakukan tes toleransi glukosa. Pada tes toleransi
glukosa diharuskan minum larutan gula kemudian kadar glukosanya diukur pada
tiap interval waktu. Diabetes bukan satu-satunya penyakit yang ditimbulkan oleh
insulin. Bebrapa orang memiliki sel-sel beta pancreas yang terlalu aktif
sehingga mensekresi terlalu banyak insulin ketika mengkonsumsi gula. Sebagia
akibatnya kadar glukosa dalam darah turun dibawah normal. Kondisi ini disebut
hipoglisemia, biasanya terjadi 2-4 jam setelah makan, yang ditandai dengan rasa
lapar, lemas, berkeringat, dan gelisah. Pada beberapa kasus, otak tidak mendapat
cukup glukosa sehingga penderita dapat menjadi pingsan, koma, bahkan meninggal.
Hipoglisemia tidak lazim ditemukan dan kebanyakan dapat dikontrol dengan
meningkatkan frekuensi makan yan glebih serind dan dalam jumlah kecil.
f.
Hipotiroidea Keadaan dimana terjadi kekurangan hormon tiroid. Bila terjadi pada
masa bayi dan anak, hipotiroidea menimbulkan kretinisme yaitu tubuh menjadi
pendek karena pertumbuhan tulang dan otot tersumbat, disertai kemunduran mental
karena sel-sel otak kurang berkembang. Anak yang keratin memiliki muka bulat,
perut buncit, leher pendek, dan lidah yang besar. Kretinisme dapat diobati
dengan pemberian hormon tiroid asalkan tidak terlambat. Bila terjadi pada orang
dewasa, hipotiroidea menimbulkan miksedema. Gejala-gejala berupa kulit tebal,
muka bengkak, rambut kasar, mudah gemuk, lemah, denyut jantung lambat, suhu
tubuh rendah, lamban secara fisik atau mental. Hipotiroid dapat terjadi bila
terdapat defisiensi yodium pada makanan. Hal ini dapat dihindarkan dengan mengkonsumsi
garam beryodium.
g.
Hipertiroidea Keadaan dimana hormone tiroid disekresikan melebihi kadar normal.
Gejala-gejalanya berupa berat badan menurun, gemetaran, berkeringat, nafsu
makan besar, jantung berdebar dan BMR maneingkatmelebihi 20 sampai 100.
Hipertiroidea paling sering terdapat pada penyakit Graves, suatu penyakit auto
imun dimana terbentuk antibody (thyroid stimulating antibody, TSA6) terhadap
reseptor TSH pada sel –sel tiroid, mengaktifkan reseptor – reseptor. Ini, maka
kadar T4 dan T3 darah meninkat. Penyakit Graves juga disertai dengan goiter
(struma, pembengkakan kelenjar tiroid, dan penonjolan bola mata (eksoptalmus)
yang disebabkan oleh reaksi radang terhadap imun kompleks pada otot bola mata
eksternal dan jaringan sekitar bola mata.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Hormon beredar di dalam sirkulasi darah dan fluida sell
untuk mencari sel target. Ketika hormon menemukan sel target, hormon akan
mengikat protein reseptor tertentu pada permukaan sel tersebut dan mengirimkan
sinyal. Reseptor protein akan menerima sinyal tersebut dan bereaksi baik dengan
memengaruhi ekspresi genetik sel atau mengubah aktivitas protein selular,[1]
termasuk di antaranya adalah perangsangan atau penghambatan pertumbuhan serta
apoptosis (kematian sel terprogram), pengaktifan atau penonaktifan sistem
kekebalan, pengaturan metabolisme dan persiapan aktivitas baru (misalnya
terbang, kawin, dan perawatan anak), atau fase kehidupan (misalnya pubertas dan
menopause). Pada banyak kasus, satu hormon dapat mengatur produksi dan
pelepasan hormon lainnya.Hormon juga mengatur siklus reproduksi pada hampir
semua organisme multiselular.
Pada hewan, hormon yang paling dikenal adalah hormon yang
diproduksi oleh kelenjar endokrin vertebrata.Walaupun demikian, hormon
dihasilkan oleh hampir semua sistem organ dan jenis jaringan pada tubuh
hewan.Molekul hormon dilepaskan langsung ke aliran darah, walaupun ada juga
jenis hormon - yang disebut ektohormon (ectohormone) - yang tidak langsung
dialirkan ke aliran darah, melainkan melalui sirkulasi atau difusi ke sel
target.Pada prinsipnya pengaturan produksi hormon dilakukan oleh hipotalamus
(bagian dari otak). Hipotalamus mengontrol sekresi banyak kelenjar yang lain,
terutama melalui kelenjar pituitari, yang juga mengontrol kelenjar-kelenjar
lain. Hipotalamus akan memerintahkan kelenjar pituitari untu mensekresikan
hormonnya dengan mengirim faktor regulasi ke lobus anteriornya dan mengirim
impuls saraf ke posteriornya dan mengirim impuls saraf ke lobus posteriornya.
Pada tumbuhan, hormon dihasilkan terutama pada bagian tumbuhan yang sel-selnya
masih aktif membelah diri (pucuk batang/cabang atau ujung akar) atau dalam
tahap perkembangan pesat (buah yang sedang dalam proses pemasakan). Transfer
hormon dari satu bagian ke bagian lain dilakukan melalui sistem pembuluh (xilem
dan floem) atau transfer antarsel. Tumbuhan tidak memiliki kelenjar tertentu
yang menghasilkan hormone.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad. 2003. Kamus Lengkap Kedokteran Edisi Revisi. Gita Media Press, Surabaya.
h. 14, 80.
Amien, M. Et al. 1995. Biologi 2 untuk Sekolah Menengah Umum Kelas 2.
Penerbit Balai Pustaka, Jakarta. Encyclopaedia Britannica 2008 Ultimate
Reference Suite, Chicago.
Furqonita, D. 2007. Seri IPA BIOLOGI SMP Kelas IX.
Quadra-Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Kadaryanto et al. 2006. Biologi 2. Penerbit Yudhistira, Jakarta.
Lawrence, E. 1991.
Hendersdon’s Dictionary of
Biological Terms Tenth Edition. Longman Scientific & Technical. Longman
Group (FE) Ltd. England. Mega, Jakarta. 14.
\